Pepatah bilang “yang lalu biarlah berlalu”. Tapi untuk sejarah, jangan sampe deh yang lalu berlalu tanpa kita tahu ada apa di masa lalu. Rugi. BTW, kalo inget pelajaran sejarah, kadang kita ngerasa bete banget dengan pelajaran itu. Abis…isinya hapalan doang. Kalo ada TTS-nya sih masih mending. Tahu sendiri, kadang kita paling males kalo disuruh menghapal. Keseringan lupa daripada nggak ingetnya. Kecuali suruh hapalin jadwal kampanye pemilu. Biar bisa dapet kaos gratisan. Hehehe…..
Sejarah emang masa lalu, tapi justru karena ada masa lalu itulah kita enjoy hidup pada masa kini. Iya dong. Kalo Thomas Alfa Edison nyerah dalam percobaan lampu pijarnya, kayaknya kamar kita masih dihiasi lampu templok, lilin, atau petromak. Kalo dulu Alexander Graham Bell nggak kreatif bikin nenek moyangnya telepon, mungkin aja sekarang kita masih pake bekas kaleng susu yang dihubungkan dengan benang biar bisa komunikasi. Hihihi..ini mah Flinstone punya euy!
Nggak ada ruginya lho kita belajar sejarah. Kita jadi banyak tahu asal-usul sesuatu. Apalagi sejarah Islam. Dijamin, kita akan terbelalak melihat kejayaan Islam pada masa lalu dengan peradabannya yang agung dan modern. Para ilmuwan Islam pun jadi ‘jagoan' untuk setiap bidang iptek yang digelutinya. Malah kecanggihan peradaban Barat masa kini diawali ketika mereka mengenal peradaban Islam. Jadi, geber aja buletin Studia kali ini. Biar wawasan sejarah Islam kamu bertambah. Oke? Taariiik…!
Kejayaan Islam masa lalu
Sobat muda muslim, mungkin kita nggak bakal nyangka kalo Islam bisa sampe ke negerinya Fernando Hiero di Spanyol sono. Padahal letaknya jauh banget dari tempat lahirnya sang utusan Allah Swt. Inilah hasil kerja keras kaum Muslimin dalam menyebarkan dakwah. Rasulullah saw. bersabda: ” Islam pasti akan mencapai wilayah yang diliputi siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, kecuali akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan memuliakan orang yang mulia dan dengan menghinakan orang yang hina. Mulia karena Allah akan memuliakannya dengan Islam; hina karena Allah akan menghinakannya akibat kekafirannya.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, jld. IV/103).
Sejarah udah ngebuktiin kebenaran hadis di atas. Pada masa Rasulullah saw., Mekkah, Khaibar, Bahrain, seluruh jazirah Arab, dan seluruh wilayah Yaman berhasil dibebaskan (terbebas dari kekufuran dan tunduk di bawah pemerintahan Islam). Berlanjut pada kekhalifahan Abu Bakar r.a. sebagian daerah Syams, Bashrah, Damaskus, dan negeri-negeri sekitarnya berhasil dibebaskan. Khalifah Umar bin Khathab-lah yang membebaskan seluruh wilayah Syam, seluruh wilayah Mesir, dan sebagian kekuasaan Byzantium. Dan di bawah pemerintahan Utsman bin Affan, Islam telah sampai ke penjuru Timur dan Barat. Negeri-negeri di kawasan Maroko dan sekitarnya dapat dibebaskan sampe negerinya Jet Li.
Pasca kekhalifahan Khulafaur Rasyidin, kekuasaan Islam makin luas. Beberapa prestasi tertorehkan dengan tinta emas dalam sejarah Islam. Seperti saat penak-lukkan Andalusia, Spanyol.
Waktu itu tahun 92 H/711M. 7000 pasukan Mus-lim di bawah pimpinan Panglima Thariq bin Ziyad bela-belain menyebrangi selat Gibraltar (Jabal Thariq) biar bisa sampe di Spanyol. Atas pertolongan Allah, pasukan raja Rhoderick (Spanyol) yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan pasukan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 plus 5000 pasukan tambahan. Allahu Akbar!
Inilah awal penyebaran dakwah Islam di Eropa. Jadi nggak usah bingung kalo kita sempet mimpi ke Spanyol ngeliat masjid Cordoba yang megah nan indah. Masjid yang dibangun pada masa Abdurrahman III dari Bani Umayyah ini tinggi menaranya 40 hasta di atas batang-batang kayu berukir. Udah gitu ditopang oleh 1093 tiang yang terbuat dari berbagai macam marmer bermotif papan catur. Di sisi selatan tampak 19 pintu berlapiskan perunggu dengan kreasi yang sangat menakjubkan. Sementara pintu tengahnya berlapiskan lempeng-lempeng emas.
Kejayaan Islam belanjut sampe masa pemerintahan Utsmaniyah. Setelah sebelum-nya, pasukan Sultan Muhammad al-Fatih (1453 M) berhasil menaklukkan Konstantinopel, kerajaan Byzantium Timur. Nama Konstan-tinopel pun diubah menjadi Istambul dan dijadikan ibukota Kekhilafahan Islam Utsmaniyyah.
Peradaban dan ilmuwan Islam
Sobat muda Muslim, kejayaan Islam nggak cuma di medan tempur. Keliru kalo ada orang yang nganggap kaum Muslimin itu bangsa Barbar karena doyan menumpahkan darah di medan perang. Peperangan itu semata-mata untuk menyebarkan Islam. Kagak pake embel-embel pembumihangusan atau ekploitasi kekayaan alam. Nehi…nehi… itu cuma kelakuan negara kemaruk macam AS.
Sebelum mengenal peradaban Islam, keadaan negeri-negeri Barat sungguh memprihatin-kan. Dalam bu-ku Sejarah Umum karya Lavis dan Rambon dije-laskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga sesu-dah abad ke-10 M merupakan negeri yang tandus, terisolir, kumuh, dan liar. Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak lebih baik daripada hewan. Eropa masih penuh dengan hutan-hutan belantara. Mereka tidak mengenal kebersihan. Kotoran hewan dan sampah dapur dibuang di depan rumah sehingga menyebarkan bau-bau busuk. Dan kota terbesar di Eropa penduduk-nya tidak lebih dari 25.000 orang.
Kondisi di atas jauh banget bedanya ama keadaan kota-kota besar Islam pada waktu yang sama. Seperti di kota Cordoba, ibukota Andalus di Spanyol. Cordoba dikelilingi taman-taman hijau. Penduduknya lebih dari satu juta jiwa. Terdapat 900 tempat pemandian, 283.000 rumah penduduk, 80.000 gedung-gedung, 600 masjid, 50 rumah sakit, dan 80 sekolah. Semua penduduknya terpelajar. Karena orang-orang miskin pun menuntut ilmu secara cuma-cuma.
Selain ketinggian peradaban Islam, para ilmuwan Muslim juga punya peran besar dalam memajukan ilmu pengetahuan dunia.
Dalam bidang kedokteran ada Abu Bakr Muhammad bin Zakariya ar-Razi (Razes [864-930 M]) yang dikenal sebagai ‘dokter Muslim terbesar'; atau pakar kedokteran Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna [981-1037 M]). Jabir Ibnu Hayyan yang meninggal tahun 803 M disebut-sebut sebagai Bapak Kimia. Algoritma yang kita kenal dalam pelajaran matematik itu berasal dari nama seorang ahli matematik Muslim bernama Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (770-840 M). Dan masih bejibun ilmuwan-ilmuwan Islam yang menjadi pelopor perkembangan iptek di dunia. Kalo disebutin semua, ntar nggak kelar-kelar tulisannya. Hehehe..
Semua tinggal sejarah…
Bener sobat. Semua kejayaan Islam yang diceritain di atas kini tinggal sejarah. Sebuah romantisme saat kita mengenangnya. Andalusia dikuasai lagi oleh orang kafir. Masjid Cordoba pun diubah menjadi tempat wisata. Gelar umat terbaik yang Allah berikan berubah menjadi umat tertindas. Padahal jumlah umat Islam buwanyak banget. Kenapa ya umat Islam bisa mundur?
Banyak faktor yang bikin umat Islam mundur. Salah satunya dari invasi pemikiran dan budaya sekular Barat. Menjelang keruntuhannya, kekhilafahan Utsmaniyah membolehkan orang-orang kafir untuk mendirikan berbagai pusat kajian ilmu pengetahuan. Padahal lembaga ini jadi pusat misionaris dan orientalis untuk menhancurkan pemiki-ran Islam. Mereka yang menghembus-kan nasionalisme untuk meme-cah-belah negeri-negeri yang tergabung dalam kekhila-fahan. Melalui agen-agennya, orang kafir berusaha masuk ke jajaran pemerintah dan menjadi pe-mimpin gerakan nasionalis yang berkembang di negeri-negeri Islam.
Dan akhirnya, tepat pada tanggal 3 Maret 1924 M (27 Rajab 1324 H) kekhilafahan Utsmaniyah dihapus. Setelah seorang agen Inggris, Mustafa Kemal mengumumkan pemecatan khalifah, pembu-baran sistem khilafah, dan menjauhkan Islam dari negara. Sejak saat itulah kondisi kaum Muslimin kian sekarat. Negeri-negeri kaum Muslimin terpecah-belah dan kejayaan Islam pun tinggal sejarah.
Mengembalikan kejayaan Islam
Sekarang udah tahu dong kenapa umat Islam bisa mundur? Yup, karena di depannya ada tembok. Jadi nggak bisa maju. Hehehe.. bukan ding, karena pengaruh pemikiran dan budaya sekular Barat. Padahal dulu Islam jaya justru karena semua-mua aturannya diterapkan oleh Khilafah Islamiyah. Islam diemban sebagai ideologi negara.
Berarti sekaranglah waktunya buat kita, kaum Muslimin untuk ikut berjuang demi kembalinya kejayaan Islam. Karena Khilafah Islam udah nggak ada, berarti tugas kita untuk ngadain lagi. Caranya? Cukup ngikutin teladan Rasulullah saw. yang mendirikan Negara Islam pertama di Madinah.
Pertama-tama Rasulullah mengajak orang-orang terdekatnya untuk masuk Islam. Lalu ikut mendakwahkan, dan memperjuang-kannya. Setelah agak banyak, beliau membentuk kelompok dakwah dengan Darul Arqam sebagai pusat pembinaannya. Makin lama, orang kafir mulai kurang ajar ama Rasulullah dan para sahabat. Beliau pun mengunjungi beberapa kabilah untuk meminta perlindungan atas kaum Muslimin dan dakwahnya. Sampai akhirnya, Mushab bin Umair yang diutus Rasul ke Yastrib (Madinah) untuk menyebarkan Islam membawa berita gembira. Dua suku terbesar di Yastrib, suku Aus dan Khazraj memeluk Islam dan bersedia diatur segala urusannya oleh Rasulullah. Maka beliau pun berhijrah dari Mekkah ke Madinah dan mendirikan Negara Islam pertama di sana.
Sekarang yang jadi pertanyaan, kira-kira posisi apa yang bisa kita tempatin untuk ikut andil dalam perjuangan Islam sekarang ini?
Gampang. Minimal kita nggak malu untuk mempelajari, memahami, dan menyampaikan Islam. Yang penting kita ambil bagian dalam dakwah Islam. Sebagai langkah awal, kita bisa ngikut kajian Islam. Syukur-syukur berlanjut jadi kajian rutin. Biar pemahaman kita makin kuat dan berani menyuarakan Islam di lingkungan kita yang sekular.
Bagusnya kita juga ikut gabung dengan harakah (gerakan Islam) yang bertujuan untuk menegakkan hukum Allah melalui tegaknya Khilafah Islamiyah. Dengan bertambahnya barisan perjuangan Islam dan keikhlasan para pejuang itu, kita berharap pertolongan Allah segera datang. Sehingga kaum Muslimin akan berjaya kembali. Seperti janji Allah:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa (QS. an-Nûr [24]: 55)
Nah, sobat muda muslim, kejayaan Islam memang tinggal sejarah, tapi dakwah Islam nggak boleh punah dong. Iya khan? Bahkan kita dan mungkin anak-cucu kita akan kembali mengukir sejarah ini. Kami pasti akan kembali! Islam pasti akan memimpin kembali dunia ini. Jadi tetep kenceng dakwahnya, tetep semangat berjuangnya, tetep istiqomah dalam jalan-Nya. We are the champions my friends! Hari ini dan esok milik kita. Insya Allah. [hafidz]
Add your comment below